Diam Lebih Baik



Pagi tadi di salah satu grup WA saya membicarakan masalah yang masih hangat diperbincangkan di media sosial. Di sini saya tidak akan membahas permasalahan itu, akan tetapi sikap dari anggota-anggota grup dalam menanggapi permasalahan itu. Setidaknya ada dua tiga kubu dalam menyikapi permasalahan itu.

Pertama, mereka menganggap klaim yang mereka lakukan terhadap "sesuatu" yang justru mempersempit makna "sesuatu" menjadi hanya bersifat kedaerahan adalah boleh dan tidak salah. Bahkan saat orang lain mengatakan hal itu justru memunculkan "sesuatu" yang baru dan tidaklah benar, mereka tetap berkata perlu sifat kedaerahan karena itu merupakan ciri khas.

Kedua, meraka yang menganggap "sesuatu" itu perlu diperbaharui. Hal ini dikarenakan "sesuatu" itu telah mengalami kemunduran, dalam artian sudah tidak sesuai dengan yang aslinya. Oleh karenanya perlu diperbaharui, agar tidak terjadi kemunduran.


Ketiga, hanya satu orang, dia mengatakan kelompok pertama dan kedua sama saja. Mereka sama-sama salah. Dia menganggap "sesuatu" itu tidak perlu diapa-apakan lagi. Dari dulu sudah baik dan akan tetap baik. Jadi tidak perlu dipersempit maknanya, tidak perlu juga diperbaharui agar tidak terjadi kemunduran. Sudah begitu saja.

Dari percakapan di grup WA tersebut, saya bisa mengambil pelajaran bahwa manusia dengan perbedaan latar belakang pendidikan, budaya dan pemahaman terhadap sesuatu akan memungkin terjadinya perbedaan pendapat. Itu pasti dan tidak akan bisa terhindar. Akan tetapi yang tidak boleh kita lakukan adalah langsung menyalahkan pendapat orang atau golongan yang sekiranya tidak sesuai dengan pendapat kita. Apa lagi belum ada kajian yang serius atau konfirmasi maksud dari pernyataan itu dari yang bersangkutan.


Belum ada Komentar untuk "Diam Lebih Baik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel