Anak Kita Adalah Apa Yang Dia Rasa, Lihat, Dengar Dan Alami
17 November 2018
Tulis Komentar
Pagi ini gas di rumah sudah habis. Alhamdulillah rumah Magelang tidak jauh dari penjual gas. Tetangga kami ada yang jualan gas. Jadi kami tinggal bilang, gasnya diantar ke rumah. Betul, tidak begitu lama, gas pun diantar. Tetangga kami pun membawa tabung gasnya ke dapur.
Saat tetangga kami tadi melewati ruang TV, Faza bertanya ke saya, " Ayah, itu orang yang biasanya di masjid kan?". Faza menunjuk tetangga yang sedang mengangkat tabung gas ke dapur. Terlihat sedikit senyum di wajahnya. Saya mengiyakan pertanyaan Faza. Dalam hati, saya bersyukur Allah swt karuniakan ingatan yang kuat untuknya. Selain mengingat orang, Faza mudah juga dalam mengingat ucapan orang. Pintar menirukan. Selain rasa sukur, saya juga was-was, khawatir, ketika nantinya Faza mendengar atau melihat hal yang tidak baik untuknya.
Tugas orang tua memang. Anak seusia Faza, memang belum bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk. Setelah kita beri tahu, barulah mereka tahu hal yang baik untuknya. Bahkan mereka tidak bisa memilih informasi apa yang mereka bisa terima. Semuanya akan mereka dapatkan.
Lingkungan menjadi sangat berpengaruh dalam hal ini. Jika lingkungan kita baik, yang dilihat, dengar dan alami oleh anak, termasuk kita, akan baik pula. Begitu juga sebaliknya. Saya jadi teringat dengan pengalaman bapak saya, Drs. Sudono, dalam membangun rumah.
Beliau membeli tanah yang nantinya akan dibangun rumah, berdekatan dengan masjid. Tidak menjamin memang, lingkungan di sekitar masjid akan jadi lingkungan yang baik. Tetapi setidaknya, akan meminimalisir adanya lingkungan yang tidak baik. Bukankah Allah swt memerintahkan kepada kita untuk berikhtiar dan tawakal? Saya menilai pilihan beliau untuk membeli tanah yang berdekatan dengan masjid adalah salah satu ikhtiar beliau untuk akhlak anak-anaknya.
Semoga, suatu saat nanti, kita bisa mempunyai rumah dengan lingkungan yang baik untuk kehidupan kita dan keluarga kita. Tentu yang terpenting, lingkungan di dalam rumah kita sendiri juga harus baik. Katanya, keluarga adalah benteng pertama anak-anak sebelum mereka keluar. Keluarga akan menjadi ukuran atau tolak ukur untuk mereka saat berhadapan dengan dunia luar. Hal yang tidak sesuai dengan nilai yang diajarkan di rumah, akan membuatnya mempersepsikan hal itu tidak baik, begitu juga sebaliknya.
Punya pengalaman yang sama dengan yang saya alami pagi ini? Atau mungkin ada pengalaman berdeda terkait anak kita yang super tidak terduga? Sudilah kiranya mau berbagi ceritanya di kolom komentar di bawah. Terima kasih. 😊
Belum ada Komentar untuk "Anak Kita Adalah Apa Yang Dia Rasa, Lihat, Dengar Dan Alami"
Posting Komentar