JANGAN LAKUKAN!!!

JANGAN LAKUKAN!!!


Kasur adalah tempat favorit untuk kami bertiga, mungkin juga berempat. Bercerita. Menyanyi. Belajar baca dan menulis. Unyel-unyelan. Pagi ini setelah sarapan kami kembali ke atas kasur. Istri bersama Fazia. Saya bersama Faza. Pagi ini Faza ingin latihan menulis di buku menggunakan spidol. Tetapi sayang sekali tinta spidolnya sudah habis dan tidak bisa untuk menulis. Sebenarnya tadi malam saat saya pergi ke apotek membeli plester hipavix untuk kantongnya Fazia, spidol sudah saya catat dalam daftar belanja selain tisu basah, vitamin dan hipavix tadi. Lupa. Tidak fokus. Akhirnya spidol terlupa. Saya masih bersyukur tadi malam dan pagi Faza tidak menagih spidolnya. Alhamdulillah.

Mengetahui spidolnya tidak bisa untuk menulis, Faza tidak menanyakan spidolnya yang seharusnya sudah saya beli. Faza malah sibuk mencari buku lain. Saat Faza mencari bukunya yang lain, saya alihkan pandangan saya ke Fazia. Tidak lama Faza terlihat masuk ke kamar. Entah kapan Faza keluar. Faza berlari meminta saya untuk menaikkan lengan bajunya. 
"Ayah tolong lengan bajunya kakak.", Faza menyodorkan tangannya. 
"Kakak mau cuci tangan? Kok tangannya sudah basah?", saya memastikan.
Faza menjawab, "Kakak mau nyuci buku. Kan bukunya tadi kotor. Banyak debunya." 
"Jangan!! Nanti bukunya bisa rusak." Nada bicara saya sedikit tinggi. Saya kaget dengan jawaban  polos dan jujur Faza.
"Sudah dicuci?" Saya memastikan.
"Belum." Faza menjawab sambil berlari ke arah wastafel.

Saat Faza kembali ke kamar, Faza membawa bukunya yang pinggir-pinggirnya sudah basah terkena air.
"Kan kalau kotor dicuci kan yah?", Faza mencoba membela dirinya.
"Iya kak, tapi kalau buku yang kotor jangan dicuci. Bukunya nanti rusak, gampang sobek." saya tunjukkan bagaimana rapuhnya hatiku, eh.. maksud saya rapuhnya kertas buku yang basah tadi. Benar saja, saat saya buka lembar demi lembar, ada beberapa ujung kertas yang sobek karena menempel saat mau dibuka.

Istri saya yang mengetahui hal itu langsung tertawa pelan. Takut mengganggu perasaan Faza. Saya yang tidak bisa menahan. Saya tertawa geli. Faza malu.
"Kakak sekarang sudah tahu kan? Buku kalau kotor jangan dicuci. Cukup dilap pakai tisu. Kalau dicuci nanti bukunya?" , saya mengkonfirmasi apa Faza sudah faham dengan pengalaman ini.
"Ruusaaak." , Faza menjawab dengan nada.
Istriku kembali tertawa. Bantal menutupi wajahnya. Tapi suaranya masih terdengar.

Hari ini kami semua belajar. Seorang anak, sepandai apapun dia, dia tetaplah anak-anak. Jika dia pandai berbicara, pandai menyanyi, pandai membaca, pantai menulis dan pandai-pandai yang lain, dia tetap dan masih anak-anak. Cara berfikrinya pun masih anak-anak. Saat anak kita diajari tangan kalau kotor harus dicuci, seorang anak, sekali lagi anak, akan melakukan yang sama terhadap benda apapun yang kotor. Semua masih dianggap sama. Tetapi ada juga anak yang usia 5 tahun sudah bisa membedakan hal tersebut. 

Pelajaran bagi kami ayah dan bundanya Faza, tidak bisa kita memaksakan anak untuk berfikir dan bersikap seperti kita, ayah dan bundanya. Dulu saya dan istri pernah berbica ke Faza dengan kalimat yang akhirnya kami sadari itu tidak boleh diucapkan kepada anak seusia Faza.
"Kakak masa' kayak gitu aja tidak bisa."
"Kakak gimana sih? Kalau kayak gitu, jangan digituin."
Masih banyak lagi kalimat-kalimat senada yang kami ucapakan ke Faza saat Faza tidak memahami apa yang kita ajarkan, apa yang kita jelaskan, apa yang kita minta. Ternyata memang anak tidak bisa kita paksa untuk berfikir seperti kita, orang dewasa yang dalam hal ini tidak dewasa. 

Semoga hal ini bisa menjadi pelajaran buat saya dan istri tentang bagaimana berinteraksi dengan Faza dan Fazia, juga dengan anak-anak yang lain nantinya. Saya juga berharap banyak orang tua yang tidak lagi memaksakan pikiran orang dewasa kepada anak-anaknya dengan memaksakan harus faham ini itu, harus tahu maksud ayah bunda dalam kalimat yang serupa dengan yang sudah pernah saya dan istri ucapkan kepada Faza di atas.

Wallaahu a'lam... 

Belum ada Komentar untuk "JANGAN LAKUKAN!!!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel