Akhir Ramadhanku



Kesedihan memang tidak bisa kita atur kedatangannya. Pagi ini entah kenapa saat terjaga dari tidur, ada kesedihan yang cukup dalam saya rasakan. Saya mencoba mengingat apa yang sebenarnya membuat saya sesedih ini. Rasanya berat sekali untuk memulai hari ini. Entah, mungkin imanku berkurang atau malah sedang bertambah. Kesedihan ini membuatku merasakan dua hal yang saling bertolak belakang. Pesimis dan optimis saling berusaha menguasai.

Cukup lama tubuh ini bertahan, tak mau bangun. Masih belum jelas apa yang sedang saya alami. Tapi setelah "bismillaah" terucap, sedikit memaksa, akhirnya saya bangkit. Di saat rasa pesimis dan optimis masih saling mengalahkan, saya mencoba berdiri dan menuju ke kamar mandi. Langkah kaki masih terasa berat.

Setelah mengambil wudhu dan ganti baju, saya terduduk di atas sajadah tepat di samping kasur. Di pojokan kamar saya bersimpuh. Masih mencoba mengingat-ingat apa yang sebenarnya terjadi. Saya menatap langit-langit kamar, berharap menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Belum berhasil. Saya pejamkan mata. Gelap. Kali ini saya berharap ada cahaya yang bisa menjelaskan keadaan ini. Cukup lama. Saya rapatkan lagi katup mata. Masih belum berhasil juga.

Berbagai cara sudah saya lakukan, tetapi kesedihan ini belum beralasan. Dalam kondisi yang semakin sedih, tiba-tiba, tidak sengaja keluar ucapan spontan dari mulut, "astaghfirullaaaah". Entah kenapa perasaan saya sedikit lebih baik. Saya ulangi lagi ucapan itu. "Astaghfirullaaah, laa ilaaha illaa anta subhaanaka inni kuntu minadh dhoolimin, rabbanaa dholamnaa anfusana wa in lam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin", saya ulangi terus kalimat ini. 

Dengan izin Allaah SWT, teringat kembali dosa-dosa yang pernah saya lakukan. Kalimat tadi terus terucap. Sesekali tangan ini berusaha menghapus bulir air. "Astaghfirullaaah, laa ilaaha illaa anta subhaanaka inni kuntu minadh dhoolimin, rabbanaa dholamnaa anfusana wa in lam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin". "Astaghfirullaaah, laa ilaaha illaa anta subhaanaka inni kuntu minadh dhoolimin, rabbanaa dholamnaa anfusana wa in lam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin".

Semakin jelas Allaah membuka memori tentang dosa-dosa yang pernah saya lakukan. Saya mencoba menahan suara. Saya ingin sendirian menikmati "hukuman" dari Allaah SWT ini. Pagi ini Allaah SWT menunjukkan betapa diri ini bukanlah siapa-siapa. Diri ini tidak sebaik yang orang kira, diri ini banyak berlumuran dosa. Selama ini Allaah SWT lah yang menutupi dosa-dosa saya. Andai Allaah SWT mau, mudah saja Allaah SWT menghinakan saya di dunia. Segera saya sadari ternyata selama ini Allaah SWT sangat sayang dengan saya. Allaah SWT memberi kesempatan untuk segera menyesali dan memohon ampunan atas dosa-dosa saya.

Dalam ujung episode kehidupan saya pagi sebelum subuh ini, saya memohon kepada Allaah SWT untuk terus menutup dan mengampuni aib serta dosa-dosa saya saat di akhirat nanti. Aamiiiiin...

Betapa tidak bersyukurnya kita, saat seharusnya kita mendapat hukuman dari kesalahan-kesalahan kita, tetapi Allaah SWT mengganti hukuman dengan kesedihan wujud dari kasih sayangNya. Allaah SWT sangat sayang dengan kita, sayaaaang sekali. Bahkan waktu dan usia yang masih Allaah SWT berikan ini adalah wujud sayangNya kepada kita. Tinggal kita mau tidak menggunakannya untuk terus memohon ampun, menyesali semua dosa-dosa kita.

Saya tersadar, mungkin selama ini doa kita untuk urusan dunia (uang, pekerjaan, rumah, kesehatan dll) masih lebih sering dibandingkan dengan doa agar Allaah SWT mengampuni dosa-dosa kita, agar kita nantinya diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah. Padahal bukankah rizki kita di dunia ini sudah dijamin oleh Allaah SWT. Justru nasib/keselamatan kita besok di akhirat lah yang tidak Allaah SWT jamin. Tetapi hal ini sering kita kesampingkan dalam doa kita.

"Astaghfirullaaah, laa ilaaha illaa anta subhaanaka inni kuntu minadh dhoolimin, rabbanaa dholamnaa anfusana wa in lam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin",

Belum ada Komentar untuk "Akhir Ramadhanku"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel