Janji Adalah Hutang

Allaah SWT berfirman:

..... dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawabannya.
(Q. S. Al Isro' : 34)

Rasulullaah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

 آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ 

Tanda-tanda orang munafik ada tiga; kalau berbicara dia berdusta, kalau berjanji dia ingkar, dan kalau diberi amanah (kepercayaan) dia berkhianat. (HR. al Bukhâri no. 33 dan Muslim no. 59)

Saat ini sedang hangat diperbincangkan terkait Undang-Undang Cipta Kerja. Ada berbagai alasan yang menjadikan banyak orang harus turun ke jalan untuk menyuarakan penolakan. Aksi tersebut tidak sedikit mengakibatkan para pendemo yang terluka akibat ulah aparat yang tidak mengayomi. Banyak sekali video tersebar yang menunjukkan hal itu. Sudah tertangkap masih saja dihujani pukulan dan tendangan serta perlakuan kasar yang lain.

Janji yang sudah diucap, baik oleh anggota DPR, aparat kepolisian atau siapapun, merupakan hutang yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allaah SWT. Tidak akan ada satu janjipun yang tidak dipertanggungjawabkan di hadapan Allaah SWT. Maka tidak ada pilihan lain selain memenuhi janji.

Pada kenyataannya banyak diantara kita yang masih menganggap janji hanyalah janji. Banyak yang menganggap janjinya nanti akan dilupakan. Sehingga mudah dalam berjanji dan mudah juga mengingkarinya. Mereka lupa atau mungkin tidak tahu bahwa Allaah SWT telah berfirman di surat al Isro' ayat 34.

Semoga Allaah SWT menjauhkan kita dari sifar munafik, yang salah satu cirinya adalah jika berjanji mengingkari. Mari menjadi pribadi yang lebih hati-hati dalam menjalani hidup salah satunya dengan tidak mudah berjanji. Bukankah kehati-hatian kita dalam menjalani kehidupan adalah wujud ketakwaan kita Allaah SWT. Semoga kita menjadi hamba Allaah SWT yang bertakwa dengan sebenar-benarnya takwa.

Bagikan Artikel ini