Kekalkan Kebaikan

 

Kekalkan Kebaikan

Manusia sangat mencintai kebaikan dan sangat suka diperlakukan dengan baik. Setidaknya hal itu berlaku untuk manusia normal. Perlakuan baik merupakan harapan semua orang, tidak terkecuali mereka yang mungkin dikatakan orang jahat sekalipun. 

Berbuat baik merupakan kewajiban yang harus terus dilakukan. Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin, mempunyai ajaran untuk berbuat baik di manapun, kapanpun dan kepada siapapun, bahkan kepada selain manusia. Kita diperintahkan untuk berbuat baik, termasuk kepada hewan dan tumbuhan, yang merupakan makhluk Allaah SWT.

Ajaran untuk terus berbuat baik ini memang tidak mudah. Setan, sebagai musuh yang nyata untuk kita, akan terus menggoda kita untuk tidak melakukan kebaikan. Setan akan terus menggoda kita untuk melakukan hal yang tidak baik, yang tidak Allaah SWT ridhoi. 

Bahkan saat kita sudah bisa melakukan kebaikan, atau sudah terbiasa melakukan kebaikan, setan akan terus menjerumuskan kita dalam keburukan. Kebaikan yang sudah kita lakukan akan dipengaruhi. Saat kita berbuat baik, setan akan menggoda untuk tidak meniatkannya kerena Allaah SWT. Sehingga perbuatan baik itu dilakukan karena sesuatu selain Allaah SWT seperti uang, jabatan, pujian dan sanjungan serta hal lain selain Allaah SWT.

Jadi tidak heran, saat tidak ada lagi uang, yang menjadi alasan melakukan kebaikan, maka kebaikan itu pun juga akan berhenti. Jika kebaikan dilakukan karena ingin meraih jabatan atau karena jabatan itu sendiri, saat jabatan sudah didapat atau jabatan itu sudah tidak lagi dijabat, maka kebaikan itu pun akan hilang. Begitu juga kebaikan yang dilakukan karena adanya seseorang. Saat seseorang itu tidak ada lagi, entah pergi atau meninggal, maka kebaikan itu tidak akan dilakukan.

Semua hal yang menjadi alasan untuk melakukan kebaikan selain Allaah SWT, bukanlah hal yang bersifat kekal. Saat alasan selain Allaah SWT itu tidak lagi ada, perbuatan baik itu juga akan ikut menghilang, atau kalau pun masih dilakukan, akan terasa sangat berat. Ini terjadi karena sudah tidak ada alasan lagi untuk berbuat baik. Tidak ada lagi yang dia dapatkan dari apa yang menjadi tujuannya. Tidak ada lagi uang, tidak ada lagi tuntutan jabatan, tidak ada lagi sanjungan atau nama baik yang harus dijaga, maka hal inilah yang membuat kebaikan tidak lagi dilakukan atau sangat berat dilakukan.

Berbeda dengan perbuatan baik yang dilakukan karena Allaah SWT. Dia Yang Maha Kekal akan selalu ada sampai kapanpun. Tidak terbatas waktu dan ruang. Kapanpun dan di manapun, Allaah SWT akan selalu ada dan melihat semua perbuatan baik, bahkan juga perbuatan buruk. Dengan demikian, perbuatan baik yang benar-benar dilakukan karena Allaah SWT, akan terus ada.

Hal ini juga bisa kita jadikan sebagai muhasabah, sebagai renungan, selama ini perbuatan baik yang kita lakukan, kita lakukan karena apa atau siapa. Saat perbuatan baik itu berat dan bahkan tidak lagi kita lakukan, bisa jadi perbuatan baik itu tidak kita lakukan untuk dan karena Allaah SWT. Karena sejatinya, perbuatan baik akan terus ada, kekal, saat perbuatan baik itu ditujukan dan disandarkan kepada Allaah SWT Yang Maha Kekal.

Semoga Allaah SWT memberikan kemudahan kepada kita untuk terus beristiqomah dalam hal kebaikan dan dijauhkan dari berbuat baik untuk selain Allaah SWT.

Wallaahu a'lam...

Belum ada Komentar untuk "Kekalkan Kebaikan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel