Berhati-hati Terhadap “Cinta Dalam Diam”

Berhati-hati Terhadap “Cinta Dalam Diam”


Cinta menjadi hal yang sangat menarik untuk dibahas. Tua maupun muda, bahkan saat ini, anak-anak sangat menyukai topik ini juga. Bisa jadi kita, yang sedang membaca tulisan ini pun, menemukan tulisan ini karena ketertarikan kita akan cinta. Begitulah cinta dengan segala pesonanya.

Cinta akan memikat siapa saja, tidak peduli pekerjaan dan status sosialnya. Begitu kuat daya pikatnya sehingga tidak ada yang bisa terlepas dan terhindar darinya. Kalau sudah terpikat, hanya ada dua pilihan, selamat atau celaka. Selamat saat bisa mengendalikan dan memposisikannya di tempat yang tepat, tentu dengan petunjuk yang tepat juga. Celaka saat seseorang tidak bisa mengendalikannya, bahkan cinta yang mengendalikannya, juga saat memperlakukannya dengan cara yang tidak tepat dengan petunjuk hawa nafsu.

Petunjuk yang tepat pastilah dari al Quran dan As Sunnah. Bahkan kita tidak akan pernah menemukan petunjuk selengkap dan sesempurna dua hal itu. Artinya, saat seseorang mencari petunjuk untuk mengarungi kehidupan dari selain kedua hal ini, maka dipastikan tidak akan sampai pada tujuan yang benar, bahkan bisa berakhir dengan celaka. Maka penting kiranya kita selalu berpegang teguh kepada dua hal itu.

Kembali kepada cinta, kita mungkin pernah mendengar sebuah ungkapan “mencintai dalam diam”. Ungkapan ini biasa dipakai untuk seseorang, baik laki-laki maupun perempuan, yang memendam rasa cintanya hanya untuk diketahui oleh dirinya dan Allaah SWT saja.

Cinta dalam diam ini memang menuntut pelakunya untuk tidak menampakkan sikap apapun sebagai konsekuensi cintanya. Mungkin yang bisa dia lakukan hanya menyebut namanya dalam doa, tidak boleh lebih. Kenapa begitu, karena konsep cinta dalam diam menghendaki hal begitu. Hanya dia dan Allaah SWT saja yang tahu. Maka hanya doa yang bisa dijadikan sebagai sarana diamnya bersama Allaah SWT.

Jika ada sikap yang ditampakkan saat mencintai seseorang, bisa saja cinta itu tidak lagi diam. Saat cinta itu ditampakkan dengan pesan WA melalui nasehat-nasehat bahkan kepedulian (sudah makan belum, dll), ungkapan lisan rasa cinta kepada yang dicintai, atau sikap-sikap lahiriyah yang lain, bahkan saat yang dicintai juga melakukan hal yang sama, maka cintanya sudah tidak lagi dalam diam. Mungkin bisa dikatakan cinta dalam jebakan setan.

Saat cinta benar-benar dalam diam, tidak ada yang tahu perasaan cinta itu kecuali dirinya dan Allaah SWT. Kondisi ini sebetulnya membuka celah untuk setan memasukkan jebakannya. Cinta dalam diam itu bisa menjadi celah setan menjebak kita. Saat kita sudah menjaga lisan, mungkin fikiran kita tentangnya sulit kita jaga. Kualitas keimanan kita sangat jauh dari kualitas para shahabah dan shahabiyah Nabi Muhammad SAW. Pintu fitnah yang sudah kita tutup rapat-rapat saja, masih akan terbuka oleh rayuan dan tipu muslihat setan. Apalagi saat pintu itu kita buka lebar-lebar.

Cinta dalam diam benar-benar akan menjadi jalan mendapatkan jodoh saat disertai dengan keimanan dan ketakwaan yang baik. Maka diam yang dipilih untuk menghindari hal yang haram, akan digunakan untuk memantaskan diri dan segera, segera, sekali lagi segera untuk menghalalkan. Bukan hanya diam dengan terus bertahan dari godaan setan yang seringnya kita tidak sadar sedang digiring menjauh dari keselamatan menuju kepada celaka.

Konsep cinta dalam diam, akan sesuai untuk mereka yang memang betul-betul sudah siap untuk melangkah ke tahap pernikahan. Hal ini tentu karena diam terlalu lama akan menyakitkan dan membuat hidup tidak nyaman. Maka dia jaga perasaan itu dalam diam, disertai ikhtiar untuk menghalalkan perasaan itu, dibarengi dengan terus berdoa sebagai salah satu ikhtiar.

Kemudian saya menawarkan konsep cinta dalam belajar untuk mereka yang memang masih jauh dari tahapan pernikahan. Konsep ini mungkin cocok untuk mereka yang masih duduk di bangku sekolah, baik SD, SMP maupun SMA dan yang setingkat dengannya. Kenapa begitu? Karena memang, saat seseorang masih duduk di bangku sekolah, seorang pelajar tidak boleh untuk menikah.

Cinta dalam belajar adalah bagaimana seseorang mengalihkan perasaan cinta, yang memang tidak bisa dihindari, kepada kebutuhan pelajar, yaitu belajar. Datangnya cinta dan ketertarikan kita pada lawan jenis adalah sunnatullaah. Maka hanya orang yang bertakwalah yang akan selamat saat cinta itu datang di waktu yang belum tepat. Godaan setan melalui cinta sangat lembut. Saat itulah ketakwaan membuat kita jadi lebih berhati-hati. Bukankah salah satu makna takwa adalah berhati-hati. Berhati-hati terhadap sesuatu, sehingga tidak mudah terjerumus dalam hal yang tidak Allaah SWT izinkan.

Awalnya memang akan terasa sulit menolak perasaan cinta saat kita mulai mengenal lawan jenis. Tetapi justru kesulitan inilah yang harus kita jadikan penyemangat untuk kita. Bukankah surga (keselamatan di akhirat) dikelilingi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan, termasuk kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa jalan menuju keselamatan (surga) memang tidaklah mudah, butuh perjuangan. Maka penolakan ini harus kita ikhtiarkan walau terasa berat.

Saat seseorang mencintai lawan jenis, maka akan terjadi reaksi kimia yang terkait dengan saraf-saraf di otak kita. Dengan demikian, otak kita akan melepaskan zat seperti vasopresin, adrenalin, domapin, dan oksitosin yang berpengaruh pada reseptor saraf dan membuat kita merasa senang dan gembira. Kondisi inilah yang harus segera kita manfaatkan untuk belajar. Saat diri kita merasa senang karena cinta, bersemangat karena cinta, maka kondisi ini harus kita alihkan untuk hal yang lebih menyelamatkan kita, termasuk belajar. Maka dengan melakukan hal yang lebih menyelamatkan dan lebih bermanfaat, kita berharap api cinta itu akan mati perlahan. Tidak perlu khawatir, api itu akan kembali menyala dan membara di saat yang tepat. InsyaAllaah.

Semoga Allaah SWT memberikan hidayah dan taufikNya, serta memberikan kekuatan dan kemudahan dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan tipu daya setan. Aamiiin…


Wallaahu a’lam…

Belum ada Komentar untuk "Berhati-hati Terhadap “Cinta Dalam Diam”"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel