Cara Berdoa di Kuburan, Sendiri atau Bersama, Berdiri atau Duduk, Mengangkat Tangan atau Tidak?

 

Cara Berdoa di Kuburan, Sendiri atau Bersama, Berdiri atau Duduk, Mengangkat Tangan atau Tidak?

Pertanyaan:

Setelah jenazah dikubur, kita dianjurkan berdoa. Bagaimana cara melakukan doa itu? Bersama-sama atau sendiri-sendiri? Berdiri atau duduk? Mengangkat tangan atau tidak? Menghadap kiblat atau tidak? (S. Damanik Ign. No. 5550, NBM: 18449)


Jawaban:

Menurut riwayat Abu Dawud dari Usman bin Affan, dinyatakan, setelah jenazah selesai dikubur, Nabi Muhammad SAW memerintahkan para sahabat untuk mendoakan jenazah itu. Hadits itu berbunyi sebagai berikut:

حديث عثمان بن عفان كان النبي صلى الله عليه و سلم إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ  وَ قَالَ اِسْتَغْفِرُوْا لِأَخِيْكُمْ وَ اسْئَلُوْا لَهُ التَّثْبِيْتَ فَإِنَّهُ الآنَ يُسْئَلُ 

(رواه أبو داود و الحاكم و البزار)

Hadits Usman bin Affan menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW apabila telah selesai mengubur jenazah, maka beliau berhenti/berdiri di dekat kubur itu dan berkata: “Mohonkanlah ampun dan keteguhan hati bagi saudaramu ini karena ia sekarang sedang ditanya.”

(HR. Abu Dawud, al Hakim dan al Bazzar)


Dari hadits di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Nabi Muhammad SAW memerintahkan para shahabat yang hadir untuk mendoakan jenazah yang dikubur (tentu Nabi Muhammad SAW juga berdoa) dan bahwa mendoakan jenazah dilakukan secara individual (perorangan).

Di samping itu, dalam lafadz hadits tersebut dinyatakan “waqofa” yang dapat diartikan berhenti atau berdiri, yang agak jauh kalau diartikan duduk, sehingga berdoa di kala itu dilakukan berdiri.

Memang ada hadits lain bahwa pernah Nabi Muhammad SAW duduk (berada) di kuburan, ketika menunggu penyelesaian (penguburan), seperti diriwayatkan pula Abu Dawud dari al Barra bin Azib:

عَنِ الْبَّرَاءِ ابْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : خَرَجْنَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِيْ جَنَازَةِ رَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ وَ لَمْ يُلْحَدْ - بَعْدُ - فَجَلَسَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ وَ جَلَسْنَا مَعَهُ

( رواه أبو داود )

Dari al Barra bin Azib, ia berkata: “Kami pergi bersama Rasulullaah SAW mengantar jenazah seorang lelaki dari golongan Anshor. Maka sampailah kami ke kubur itu belum dibuat liang lahat. Kemudian duduklah Rasulullaah SAW dengan menghadap ke kiblat dan kamipun duduk bersamanya.”

Mengenai mengangkat tangan atau tidak, di dalam hadits yang bertalian dengan berdoa di kubur ini tidak didapat, tetapi dalam hadits yang bersifat umum, kita dapati bahwa Nabi Muhammad SAW dalam berdoa itu membuka tangan:

عَنْ مَالِكِ بْنِ يَسَارٍ أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ :  إِذَا سَأَلْتُمُ اللهَ فَاسْئَلُوْهُ بِبُطُوْنِ أَكُفِّكُمْ وَ لَا تَسْأَلُوْهُ بِظُهُوْرِهَا

( رواه أبو داود )

Dari Malik bin Yasar, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Apabila kamu bermohon kepada Allaah Yang Maha Tinggi berdoalah kamu dengan tanganmu sebelah dalam (tangan terbuka). Dan janganlah engkau berdoa dengan sebelah luar (menelungkupkan telapak tangan).” (HR. Abu Dawud)


Menurut riwayat dari Ibnu Abbas ditambah dengan wamsahuu bihaa wujuuhakum yang artinya “ dan usapkan kedua telapak tanganmu itu pada muka-mukamu”. (nilai hadits ini menurut as Syuyuthi, hasan)

Sedang mengenai mengangkat tangan diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Salman.

عَنْ سَلْمَانَ أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ اللهُ وَ تَعَلَى حَيٌّ كَرِيْمٌ يَسْتَحْيِ مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَى يَرُدُّ هُمَا صِفْرٌ

(رواه أبو داود)

Dari Salman, ia menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya Tuhammu Yang Maha Barokah dan Maha Tinggi,  Maha Hidup dan Maha Pemberi malu kepada hambaNya apabila hambaNya mengangkat tangan, berdoa kepadaNya,  kemudia menolak/mengembalikan tangan itu dalam keadaan kosong (tidak mengabulkan). (HR. Abu Dawud)


Oleh sahabat Ibnu Abbas, dijelaskan bahwa cara berdoa ini ada dua. Yakni mengangkat tangan apabila berdoa dan menunjukkan jari apabila beristighfar, memohon ampun.

Berdoa dengan mengacungkan jari telunjuk ini juga disebutkan dalam Himpunan Putusan Tarjih ketika Nabi Muhammad SAW berdoa  dalam khutbah, didasarkan pada riwayat Ahmad dan at Tirmidzi dari Husain bin Abdurrahman.



Wallaahu a'lam.

Sumber: Buku Tanya-Jawab Agama II, Tim PP Muhammadiyah Majelis Tarjih, Suara Muhammadiyah, 1992.



Belum ada Komentar untuk "Cara Berdoa di Kuburan, Sendiri atau Bersama, Berdiri atau Duduk, Mengangkat Tangan atau Tidak?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel