Bacaan al-Fatihah Makmum saat Imam Membaca Jahr (Hadis vs Ayat)
03 Oktober 2022
Tulis Komentar
Pertanyaan:
Pada Himpunan Putusan Tarjih cetakan III halaman 86 disebutkan tidak sah shalat tanpa membaca al-Fatihah. Pada ayat 204 surat al-A’raf dinyatakan apabila dibacakan al-Quran hendaknya didengar baik-baik. Bagaimana menyelesaikan dua dalil yang kelihatan bertentangan ini? Mohon penjelasan. (Asgar, Jalan Lagu-namo, Jalan Ansyar No. 01, Sulsel)
Jawaban:
Karena saudara membaca HPT, harap dibaca pada buku tersebut halaman 117 dalam rentetan tuntunan shalat berjamaah. Dalam buku disebutkan, “Hendaknya kamu memperhatikan dengan tenang bacaan imam apabila keras bacaannya, maka janganlah kamu membaca sesuatu selain surat al-Fatihah”. Barangkali jelas apa yang perlu diamalkan oleh warga Muhammadiyah.
Untuk mengetahui jalan istidlalnya (mendapatkan dalil), ialah bahwa ayat al-Quran dan Hadis, keduanya adalah sumber ajaran Islam, khususnya hukum Islam, termasuk ibadah khususnya shalat. Sumber tuntunan pelaksanaan shalat ialah ayat al-Quran dan Hadis atau as-Sunnah. Al-Quran memerintahkan kita untuk melakukan shalat seperti tersebut pada berbagai ayat, antara lain ayat 43 surat al-Baqarah. Untuk pelaksanaan agama, termasuk shalat, Allaah dalam al-Quran memerintakan agar kita mengikuti Rasulullah SAW antara lain disebutkan dalam ayat 7 surat al-Hasyr. Jadi Rasulullaah SAW mempunyai kewenangan untuk menuntun agama termasuk shalat ini. Nabi Muhammad SAW menurut riwayat Bukhari memerintahkan kita untuk melakukan shalat seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, tentu dengan yang dituntunkannya melalui lisannya.
Dalam pelaksanaan shalat berjamaah, makmum dalam shalat jahr tetap dituntunkan untuk membaca al-Fatihah sebagaimana tersebut pada halaman 117 di HPT. Adapun dalilnya ialah selain dalil umum sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya, “Shalatlah sebagaimana kamu sekalian melihat aku mengerjakan shalat”, dan dalil khusus sebagai berikut:
a. Hadis muttafaqun ‘alaih dari ‘Ubadah bin Ash-Shaamit:
لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
(متفق عليه)
Tidak sah shalat orang yang tidak membaca permulaan kitab (al-Fatihah). (HR. Bukhari dan Muslim)
b. Hadis riwayat Ahmad, Ad-Daruquthniy dan Al-Baihaqiy dari ‘Ubadah:
عَنْ عُبَادَةَ قَالَ : صَلَّى رَسُوْلُ اللهِ صلعم الصُّبْحَ فَثَقُلَتْ عَلَيْهِ الْقِرَاءَةُ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ : إِنِّيْ أَرَاكُمْ تَقْرَؤُوْنَ وَرَاءَ إِمَامِكُمْ
قَالَ : قُلْنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ إِيْ وَ اللهِ. قَالَ : لَا تَفْعَلُوْا إِلَّا بِأُمِّ الْقُرْآنِ.
(رواه أحمد و الدارقطني و البيهقي)
Dari ‘Ubadah diriwayatkan bahwa ia berkata: “Rasulullaah SAW shalat Subuh, maka beliau mendengar orang-orang yang makmum membaca bacaan yang nyaring. Setelah selesai, beliau menegur: “Aku kira kamu sama membaca di belakang imammu?” kata ‘Ubadah: “Kita menjawab : Ya Rasulallah, demi Allaah benar”. Maka beliau bersabda: “Jangan kamu mengerjakan demikian kecuali dengan bacaan al-Fatihah”. (HR. Ahmad, Ad-Daruquthny dan Al-Baihaqiy)
c. Hadis riwayat Ibnu Hibban dari Anas:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلعم : أَتَقْرَؤُنَ فِيْ صَلَاتِكُمْ خَلْفَ الْإِمَامِ وَ الْإِمَامُ يَقْرَأُ ، فَلَا تَفْعَلُوْا
وَلْيَقْرَأْ أَحَدَكُمْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ فِيْ نَفْسِهِ
(رواه ابن حبان)
Dari Anas diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apakah kamu membaca di belakang imammu dalam shalatmu, padahal imam itu membaca? Janganlah kamu mengerjakannya. Hendaknya seseorang membaca al-Fatihah pada dirinya sendiri, artinya dengan suara rendah yang hanya didengar dirinya sendiri.
Jadi pengamalan bacaan al-Fatihah di kala imam membaca surat dengan jahr tetap dilakukan dengan sir, tanpa mengurangi perhatiannya pada ayat yang dibaca oleh imam dalam rangka pengamalan ayat 204 surat al-A’raf seperti yang dikemukakan (dalam pertanyaan)
Wallaahu a'lam.
Sumber: Buku Tanya-Jawab Agama IV, Tim PP Muhammadiyah Majelis Tarjih, Suara Muhammadiyah, 1997.
Belum ada Komentar untuk "Bacaan al-Fatihah Makmum saat Imam Membaca Jahr (Hadis vs Ayat)"
Posting Komentar