Hidup dan Toples Kosong

Hidup dan Toples Kosong


Pagi ini saya menemukan video yang cukup berkesan di video shorts pada aplikasi Youtube. Sebenarnya video ini sudah pernah saya lihat sebelumnya, bahkan sudah cukup lama. Hanya saja, hal ini sangat sesuai dengan apa yang saat ini saya alami. Saat ini begitu banyak amanah yang harus saya emban, belum lagi dengan hal lain yang sudah menjadi kewajiban kita sebagai manusia sosial. 

Setiap keputusan yang kita pilih selalu beriringan dengan konsekuensi. Bahkan keputusan akan lebih sering beriringan dengan masalah. Bukan hanya satu masalah. Puluhan atau bahkan ratusan masalah. Satu masalah pun terkadang beranak-pinak. Masalah bertambah, tetapi waktu yang kita punya tidak bertambah. Satu jam tetap saja 24 jam. Satu pekan tidak lantas menjadi 8 hari karena banyaknya masalah kita. Masalah bertambah dan kita tetap terbatas pada waktu.

Kembali kepada video yang saya lihat tadi. Dalam video itu, ada seorang guru yang mengajar di sebuah kelas. Kelas berisi beberapa siswa dan siswi yang tidak berseragam, sebagaimana khasnya sekolah di luar negeri. Tiba-tiba guru itu mengeluarkan sebuah toples berukuran sedang tanpa tutup. Setelah itu beliau memasukkan beberapa bola golf. Toples itu pun penuh dengan beberapa bola golf. Pertanyaan dilontarkan kepada para siswa. Apakah toples sudah penuh? Para siswa kompak menjawab, sudah. 

Tiba-tiba guru itu mengeluarkan kotak kecil berisi kerikil dari tasnya. Tanpa berkata-kata, beliau menuangkan kerikil ke dalam toples berisi bola golf tadi. Ternyata semua kerikil tadi bisa masuk ke dalam toples yang sudah penuh dengan bola golf. Para siswa hanya bisa tersenyum. Kemudian pertanyaan yang sama pun diberikan, apakah sekarang toples ini sudah penuh? Jawaban dari para siswa pun sama, sudah penuh. 

Ternyata guru itu belum mau berhenti memberikan kejutan untuk para siswanya. Diambilnya satu kotak lagi dari dalam tas. Kali ini sebuah kotak berisi pasir. Setelah membuka tutupnya, beliau menuangkan pasir itu ke dalam toples yang sudah terisi oleh bola golf dan batu kerikil. Apa yang terjadi? Ternyata pasir itu bisa masuk ke dalam toples yang sama tanpa ada sebutirpun pasir yang tercecer di luar toples.

Kali ini beliau tidak lagi bertanya dengan pertanyaan yang sama. Saat para siswa masih larut dalam ketidakpercayaan dengan apa yang baru saja mereka saksikan, guru itu memberikan nasehat yang begitu mendalam. Beliau mengatakan:

“Begitulah hidup. Saat prioritas utama kita dahulukan, seperti keluarga, pekerjaan, belajar dan hal penting lainnya, maka hal-hal lain pun akan bisa kita dapatkan, seperti kendaraan, rumah dan fasilitas lainnya. Bahkan hal-hal yang sifatnya hanya sebagai hiburan, yang tanpa hal itu sebenarnya tidak jadi masalah untuk kita pun akan bisa kita dapatkan.”

Dengan kata lain, saat prioritas hidup kita salah, maka tidak akan banyak yang kita dapatkan. Saat kesenangan-kesenangan yang kita prioritaskan, maka hal lain tidak akan bisa maksimal kita dapatkan. Bahkan kalau hidup kita hanya/sudah dipenuhi oleh kesenangan dan hiburan saja, maka tidak ada lagi tempat untuk keluarga, pekerjaan dan hal penting lainnya dalam hidup ini. Hidup kita sudah penuh. Ingat, hidup kita terbatas.

Kisah yang cukup mendalam dari video itu. Durasi yang singkat, tetapi memberikan efek, yang semoga tidak sesingkat durasi videonya. Mari kita pilih hal apa yang akan kita letakkan terlebih dahulu dalam toples kehidupan kita. Bola golf apa yang akan kita pilih. Selanjutnya batu kerikil dan pasir, insyaAllaah, pasti akan bisa kita dapatkan. 

Semoga Allaah SWT memudahkan kita semua dalam memilih prioritas utama dalam hidup ini. Semoga pilihan kita pun Allaah SWT ridhoi dan hal itu memberikan keberkahan untuk kita dan lingkungan di sekitar kita. Aamiiin…


Wallaahu a’lam…

Belum ada Komentar untuk "Hidup dan Toples Kosong"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel