Perbedaan as-Sunnah al-Hadis, al-Atsar dan al-Akhbar

Perbedaan as-Sunnah al-Hadis, al-Atsar dan al-Akhbar


Pertanyaan:

Mohon dijelaskan mengenai beberapa istilah yang saya kurang jelas memahaminya, yakni istilah: as-Sunnah al-Hadis, al-Atsar dan al-Akhbar. (Salah seorang jamaah Shalahuddin Fak. Kehutanan UGM, Yogyakarta)


Jawaban:

Karena yang ditanya arti istilah, baiklah di sini diberikan pengertian istilah-istilah tersebut sebagai berikut:

a. Arti as-Sunnah

Menurut ahli Hadis, as-Sunnah berarti: “Segala yang disandarkan pada nabi Muhammadiyah SAW baik berupa perkataan, perbuatan maupun taqrir (ketentuan) serta sifat dan kelakuan baik sebelum maupun sesudah diangkat menjadi rasul.

Menurut ahli Ushul, as-Sunnah berarti : “Segala yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan maupun taqrir yang bertalian dengan hukum.” Inilah yang dijadikan sumber hukum sesudah al-Quran.

b. Arti Hadis

Menurut ahli Hadis, istilah Hadis sama pengertiannya dengan as-Sunnah.

Ahli Ushul mengartikan hadis sebagai sumber hukum sama dengan as-Sunnah. Dalam penggunaan kedua istilah tersebut, ahli Ushul banyak menggunakan al-Hadis.

c. Arti al-Atsar

Umumnya fuqoha, mengartikan al-Atsar pada perkataan shahabat dan tabi’in atau perbuatan shahabat, seperti mengucapkan “Taqobbalallaahu minna wa minkum pada Hari Raya Idul Fithri. Memang banyak pendapat tentang kata Atsar ini, tetapi itulah yang masyhur.

d. Arti al-Akhbar

Menurut ahli Hadis, kata Akhbar ini digunakan untuk pengertian warta yang datang dari Nabi Muhammad SAW, shahabat maupun tabi’in. Atas dasar ini, maka Hadis ada yang marfu’ (sampai kepada Nabi Muhammad SAW) ada yang mauquf (hanya sampai kepada shahabat), sedang yang maqthu’ (yang hanya sampai kepada tabi’in). Yang mendekati adalah kalau sampai kepada Nabi Muhammad SAW disebut Hadis, sedang yang tidak sampai disebut Khabar. Orang yang meriwayatkan hadis disebut muhaddis sedang yang meriwayatkan sejarah disebut akhbariy.


Wallaahu a'lam.

Sumber: Buku Tanya-Jawab Agama IV, Tim PP Muhammadiyah Majelis Tarjih, Suara Muhammadiyah, 1997.

Belum ada Komentar untuk "Perbedaan as-Sunnah al-Hadis, al-Atsar dan al-Akhbar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel